Monday, September 18, 2006

Tiap Hari Adalah Istimewa

Kakak iparku membuka laci lemari pakaian kakakku yang paling bawah, lalu mengambil sesuatu terbungkus tissue putih dan mengulurkannya kepadaku sambil berkata: "Ini pakaian dalam yang sangat spesial."
Kubuka bungkusan itu, dan kutemukan sebuah pakaian dalam yang sangat menawan, lembut, terbuat dari sutera, disulam tangan, dengan tali sangat lembut. Tag harga masih tertempel, dengan kode-kode penjualannya yang rumit.
"Jane membelinya 8 atau 9 tahun yang lalu, dan belum pernah memakainya.Katanya ia ingin memakainya untuk suatu kesempatan yang sangat istimewa.Yah, rasanya inilah hari yang istimewa itu," kata kakak iparku lemah.

Ia mengambil pakaian dalam itu dari tanganku, dan meletakkannya di tas tempat tidur, bersama dengan pakaian lainnya yang kami persiapkan untuk dibawa ke rumah duka.
Ia memegang pakaian dalam itu sejenak, dan dengan tiba-tiba ia menutup laci tersebut keras-keras sambil berkata keras padaku: "Jangan pernah menyimpan sesuatu yang istimewa untuk kesempatan istimewa. Hidupmu tiap hari adalah istimewa."

Aku terus ingat kata-kata tersebut sepanjang upacara pemakaman dan hari-hari sesudahnya. Saya membantu dia dan keponakan-keponakan saya untuk melewati hari-hari berkabung setelah kematian kakakku yang mendadak. Aku juga terus memikirkan mereka sepanjang penerbanganku kembali ke California dari kota Midwestern di mana kakakku tinggal. Aku juga memikirkan hal-hal yang belum sempat didengar, dilihat atau dikerjakan oleh almarhum kakakku.

Aku juga memikirkan hal-hal yang sudah ia kerjakan tanpa menyadari Bahwa hal-hal tersebut sungguh sangat spesial. Aku terus memikirkan kata-kata kakak iparku, dan sepertinya kata-kata yang ia ucapkan saat hatinya penuh duka tersebut telah mengubah hidupku. Mendadak sepertinya aku telah membaca sedemikian banyak buku tetang kehidupan.
Aku lalu memandang ke luar jendela dan menikmati pemandangan udara yang indah, tanpa pusing lagi memikirkan bagaimana kebun kesayanganku yang telah kutinggal pergi beberapa hari.

Sesampai di rumahku sendiri,aku lalu menyempatkan diri untuk lebih Banyak berkumpul dengan keluargaku dan teman-temanku, dan langsung mengurangi kegiatan rapat-rapatku. Apabila diperlukan, hidup ini semestinya dipenuhi pola-pola untuk pengalaman tentang kenikmatan, dan bukan pertahanan serta beban. Sekarang saya mencoba untuk memperhitungkan waktu dengan lebih teliti dan mensyukurinya.

Aku tidak "menyimpan" sesuatu. Kami bahkan menggunakan chinawares (piring-piring buatan cina) dan koleksi kristal kami setiap hari, tanpa menunggu ada pesta, ada tamu atau lainnya.
Ketika kami kehilangan uang, ketika kran air bocor, ketika bunga camelia kami mekar, adalah saat-saat yang kami istimewakan.

Saya pergi ke pasar memakai pakaian yang indah, jika memang sedang ingin. Semua kami lakukan tanpa rasa sayang yang berlebihan terhadap barang-barang tersebut. Teorinya, kalau saya kelihatan lebih berada daripada orang-orang di sekitarku, saya juga akan menjadi tidak pelit terhadap diriku sendiri.

Saya tidak hanya memakai parfum kalau pergi ke pesta.
Pelayan di toko bangunan, tukang sayur di pasar, teller di bank, dan teman-temanku di pesta, memiliki hidung yang berfungsi sama. Kata-kata "suatu hari kelak" ataupun "hari-hari ini", mempunyai makna yang sama bagi saya. Jika ada hal-hal yang layak didengar, ditonton, dibaca atau dikerjakan, saya akan berusaha mendengar, menonton, membaca atau mengerjakannya sekarang juga.

Saya tidak tahu apa kira-kira yang akan almarhum kakakku apabila ia tahu bahwa keesokan harinya ("besok" adalah kata-kata yang tidak pernah kita bayangkan akan tidak terjadi) ia sudah tidak akan ada lagi di dunia ini. Mungkin ia akan menelpon seluruh keluarganya dan beberapa teman dekatnya, mungkin ia akan menelpon teman-teman lamanya dan meminta maaf akan kesalahan-kesalahan yang ia lakukan di masa lalu. Saya bahkan juga membayangkan bahwa ia justru akan pergi ke sebuah restoran cina yang sangat ia sukai.

Tapi semua itu hanya perkiraanku saja. Kita tidak pernah tahu.
Hal-hal tersebut pasti akan membuat aku marah bila belum dapat saya lakukan padahal saya tidak memiliki waktu lagi. Marah karena selama ini saya selalu menunda pertemuan-pertemuan dengan teman-teman baik saya, meskipun Saya sangat ingin berjumpa dengan mereka.

Marah, karena selama ini saya jarang membalas surat-surat yang saya terima. Marah dan menyesal karena selama ini saya jarang sekali mengatakan pada isteri dan anak-anakku, betapa Saya menyayangi mereka. Kini saya selalu mengusahakan untuk tidak menunda atau menahan hal-hal yang sekiranya akan menambah keceriaan, kesulitan atau kesedihan dalam hidup ini. membuat saya tertawa.

Dan setiap pagi, begitu saya membuka mata, saya katakan pada diri saya sendiri, bahwa hari itu adalah hari yang spesial. Setiap hari, setiap menit, setiap nafas, adalah benar-benar anugerah yang indah dari Tuhan.

(By Ann Wells , Los Angeles Times)

Posted by .:: me ::. at 5:53 PM 0 comments

Thursday, September 14, 2006

Persahabatan & Cinta

Mampukah kita membayangkan persahabatan tanpa cinta ?
Persahabatan dan cinta adalah teman terbaik, karena di mana ada cinta....persahabatan selalu ada di sampingnya .

Dan di mana persahabatan berada, cinta selalu tersenyum ceria dan tidak pernah meninggalkan persahabatan .

Pada suatu hari persahabatan mulai berpikir bahwa cinta tlah membuat dirinya tidak mendapat perhatian lagi karena persahabatan mengganggap cinta lebih menarik dari pada dirinya .

Hmm.....seandainya tidak ada cinta mungkin aku lebih terkenal , dan lebih banyak orang memberi perhatian kepadaku' begitu pikir persahabatan .
Sejak hari itu persahabatan memusuhi cinta .

Ketika cinta mulai bermain bersama persahabatan selalu seperti akan menjauhi cinta .

Apabla cinta bertanya kenapa persahabatan menjauhi dirinya....persahabatan hanya memalingkan wajah dan menghindar meninggalkan cinta .

Kesedihan pun menghampiri cinta,dan cinta tidak sanggup menahan air matanya lalu menangis tersedu-sedu.
Kesedihan hanya termangu memandang cinta yang kehilangan teman baiknya .

Beberapa hari tanpa cinta, persahabatan mulai bergaul dengan kecewa, putus asa,kemarahan dan kebencian .
Persahabatan mulai kehilangan sifat manisnya , dan orang-orang mulai tidak menyukai persahabatan .

Persahabatan mulai dijauhi dan tidak disukai lagi .
Walaupun persahabatan cantik, tetapi sifatnya mulai memuakkan .
Persahabatan menyadari dirinya bahwa tidak lagi di sukai lantaran banyak orang yg menjauhi dirinya ...persahabatan mulai menyesali keadaannya , dan saat itulah kesedihan melihat persahabatan....lalu menyampaikan kepada cinta bahwa persahabatan dalam kedukaan .

Dengan segera cinta berlari dan menghampiri persahabatan .
Saat persahabatan melihat cinta menghampiri dirinya , dengan air mata yg berlinang persahabatan pun meluapkan seribu penyesalannya meninggalkan cinta .
Akhirnya......persahabatan dan cinta kembali menjadi teman baik, persahabatan kembali menjadi pribadi yang menyenangkan dan cinta pun kembali tersenyum ceria .
Semua orang akhirnya melihat kedua teman baik itu sebagai berkat dan anugrah dalam kehidupan .

Mampukah persahabatan tanpa cinta ?

Mampukah cinta tanpa persahabatan ??
Sering kali kita temui banyak orang memisahkan persahabatan dan cinta karena mereka berpikir ' kalau persahabatan sudah diselami dengan cinta , pasti akan menjadi sulit' Terutama bagi mereka yg menjalin persahabatan antara lelaki dan wanita .
Persahabatan merupakan bentuk hubungan yg indah antara manusia , di mana cinta hadir untuk memberikan senyumnya dan mewarnai persahabatan .
Tanpa cinta, persahabatan mungkin akan di isi dengan kecewa,benci, marah, egois dan berbagai hal yg membuat persahabatan tidak lagi indah .

Berhentilah membuat batas antara cinta dan persahabatan ,biarkanlah mereka tetap menjadi teman baik , yang harus di luruskan adalah cinta bukanlah perusak persahabatan .

Cinta memperindah persahabatan kita . sering kali cinta cuman dijadikan kambing hitam sebagai perusak sebuah persahabatan .
Salah besar !! seharusnya dengan adanya cinta , persahabatan akan semakin menyenangkan .

Teman-teman yang sedang mengalami goncangan dalam persahabatan , jangan salahkan cinta ! tetapi cobalah perbaiki persahabatanmu dengan cinta, karena cinta akan menutupi segala kesalahan , mengampuni dengan mudah dan membuat sesuatu yg tidak mungkin menjadi mungkin .

Teman-teman yg belum mengerti arti persahabatan ....cobalah memulai sebuah persahabatan , karena dengan persahabatan kalian akan semakin dewasa , tidak egois dan belajar untuk mengerti . bahwa segala sesuatu tidak selalu terjadi dengan keinginan kita .

Teman-teman yang sedang kecewa dengan persahabatan , renungkanlah.......
' Apakah saya sudah menjalani persahabatan dengan benar ?' dan cobalah memahami arti persahabatan buat hidupmu .
Keinginan, semangat, pengertian , kematangan, kelemahlembutan dan segala hal yg baik akan kita temui dalam persahabatan .

:: 140906 07.45 ::

Posted by .:: me ::. at 5:45 PM 0 comments

Thursday, September 07, 2006

Legenda Tentang Cinta

bila cinta tidak tahu bagaimana caranya memberi dan menerima tanpa syarat, itu bukan cinta, tetapi sebuah transaksi. (emma goldman)

Edward Wellman mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya di negerinya yang lama untuk mencari hidup yang lebih baik di Amerika. Ayahnya memberinya uang simpanan keluarga yang disembunyikan di dalam kantong kulit.
"Di sini keadaan sulit," katanya sambil memeluk putranya dan mengucapkan selamat tinggal. "Kau adalah harapan kami."
Edward naik ke kapal lintas Atlantik yang menawarkan transport gratis bagi pemuda-pemuda yang mau bekerja sebagai penyekop batubara sebagai imbalan ongkos pelayaran selama sebulan. Kalau Edward menemukan emas di Pegunungan Colorado, keluarganya akan menyusul.

Berbulan-bulan Edward mengolah tanahnya tanpa kenal lelah. Urat emas yang tidak besar memberinya penghasilan yang pas-pasan namun teratur. Setiap hari ketika pulang ke pondoknya yang terdiri atas dua kamar, Edward merindukan dan sangat ingin disambut oleh wanita yang dicintainya.
Satu-satunya yang disesalinya ketika menerima tawaran untuk mengadu nasib ke Amerika adalah terpaksa meninggalkan Ingrid sebelum secara resmi punya kesempatan mendekati gadis itu. Sepanjang ingatannya, keluarga mereka sudah lama berteman dan selama itu pula diam-diam dia berharap bisa memperistri Ingrid. Rambut Ingrid yang ikal panjang dan senyumnya yang menawan membuatnya menjadi putri Keluarga Henderson yang paling cantik. Setiap malam sebelum tidur di kabinnya, Edward ingin sekali membelai rambut Ingrid yang pirang kemerahan dan memeluk gadis itu. Akhirnya, dia menyurati ayahnya, meminta bantuannya untuk mewujudkan impiannya.

Kira-kira setahun kemudian, sebuah telegram datang mengabarkan rencana untuk membuat hidup Edward menjadi lengkap. Pak Henderson akan mengirimkan putrinya kepada Edward di Amerika. Putrinya itu suka bekerja keras dan punya intuisi bisnis. Dia akan bekerja sama dengan Edward selama setahun dan membantunya mengembangkan bisnis penambangan emas. Diharapkan, setelah setahun itu keluarganya akan mampu datang ke Amerika untuk menghadiri pernikahan mereka. Hati Edward sangat bahagia. Dia menghabiskan satu bulan berikutnya untuk mengubah pondoknya menjadi tempat tinggal yang nyaman. Dia membeli ranjang sederhana untuk tempat tidurnya di ruang duduk dan menata bekas tempat tidurnya agar pantas untuk seorang wanita. Gorden dari bekas karung goni yang menutupi kotornya jendela diganti dengan kain bermotif bunga dari bekas karung terigu. Di meja samping tempat tidur dia meletakkan wadah kaleng berisi bunga-bunga kering yang dipetiknya di padang rumput.

Akhirnya, tibalah hari yang sudah dinanti-nantikannya sepanjang hidup. Dengan tangan membawa seikat bunga daisy segar yang baru dipetik, dia pergi ke stasiun kereta api. Asap mengepul dan roda-roda berderit ketika kereta api mendekat lalu berhenti. Edward melihat setiap jendela, mencari senyum dan rambut ikal Ingrid.
Jantungnya berdebar kencang penuh harap, kemudian terentak karena kecewa. Bukan Ingrid, tetapi Marta kakaknya, yang turun dari kereta api. Gadis itu berdiri malu-malu di depannya, matanya menunduk. Edward hanya bisa memandang terpana. Kemudian, dengan tangan gemetar diulurkannya buket bunga itu kepada Marta.

"Selamat datang," katanya lirih, matanya menatap nanar.
Senyum tipis menghias wajah Marta yang tidak cantik.
Aku senang ketika Ayah mengatakan kau ingin aku datang ke sini," kata Marta, sambil sekilas memandang mata Edward sebelum cepat-cepat menunduk lagi.
"Aku akan mengurus bawaanmu," kata Edward dengan senyum terpaksa.
Bersama-sama mereka berjalan ke kereta kuda.

Pak Henderson dan ayahnya benar. Marta memang punya intuisi bisnis yang hebat. Sementara Edward bekerja di tambang, dia bekerja di kantor. Di meja sederhana di sudut ruang duduk, dengan cermat Marta mencatat semua kegiatan di tambang. Dalam waktu enam bulan, aset mereka telah berlipat dua. Masakannya yang lezat dan senyumnya yang tenang menghiasi pondok itu dengan sentuhan ajaib seorang wanita. Tetapi bukan wanita ini yang kuinginkan, keluh Edward dalam hati, setiap malam sebelum tidur kecapekan di ruang duduk. Mengapa mereka mengirim Marta? Akankah dia bisa bertemu lagi dengan Ingrid?

Apakah impian lamanya untuk memperistri Ingrid harus dilupakannya? Setahun lamanya Marta dan Edward bekerja, bermain, dan tertawa bersama, tetapi tak pernah ada ungkapan cinta. Pernah sekali, Marta mencium pipi Edward sebelum masuk ke kamarnya. Pria itu hanya tersenyum canggung. Sejak itu, kelihatannya Marta cukup puas dengan jalan-jalan berdua menjelajahi pegunungan atau dengan mengobrol di beranda setelah makan malam.
Pada suatu sore di musim semi, hujan deras mengguyur punggung bukit, membuat jalan masuk ke tambang mereka longsor. Dengan kesal Edward mengisi karung-karung pasir dan meletakkannya sedemikan rupa untuk membelokkan arus air. Badannya lelah dan basah kuyup, tetapi tampaknya usahanya sia-sia. Tiba-tiba Marta muncul di sampingnya, memegangi karung goni yang terbuka. Edward menyekop dan memasukkan pasir ke dalamnya, kemudian dengan tenaga sekuat lelaki, Marta melemparkan karung itu ke tumpukan lalu membuka karung lainnya. Berjam-jam mereka bekerja dengan kaki terbenam lumpur setinggi lutut, sampai hujan reda. Dengan berpegangan tangan mereka berjalan pulang ke pondok.

Sambil menikmati sup panas, Edward mendesah,"Aku takkan dapat menyelamatkan tambang itu tanpa dirimu. Terima kasih, Marta."
"Sama-sama," gadis itu menjawab sambil tersenyum tenang seperti biasa, lalu tanpa berkata-kata dia masuk ke kamarnya.
Beberapa hari kemudian, sebuah telegram datang mengabarkan bahwa Keluarga Henderson dan Keluarga Wellman akan tiba minggu berikutnya. Meskipun berusaha keras menutup-nutupinya, jantung Edward kembali berdebar-debar seperti dulu karena harapan akan bertemu lagi dengan Ingrid. Dia dan Marta pergi ke stasiun kereta api.
Mereka melihat keluarga mereka turun dari kereta api di ujung peron. Ketika Ingrid muncul, Marta menoleh kepada Edward.

"Sambutlah dia," katanya.
Dengan kaget, Edward berkata tergagap, "Apa maksudmu?"
"Edward, sudah lama aku tahu bahwa aku bukan putri Henderson yang kauinginkan. Aku memperhatikan bagaimana kau bercanda dengan Ingrid." Dia mengangguk ke arah adiknya yang sedang menuruni tangga kereta. "Aku tahu bahwa dia, bukan aku, yang kauinginkan menjadi istrimu."
"Tapi..."
Marta meletakkan jarinya pada bibir Edward. "Ssstt," bisiknya. "Aku mencintaimu, Edward. Aku selalu mencintaimu. Karena itu, yang kuinginkan hanya melihatmu bahagia. Sambutlah adikku."
Edward mengambil tangan Marta dari wajahnya dan menggenggamnya. Ketika Marta menengadah, untuk pertama kalinya Edward melihat betapa cantiknya gadis itu. Dia ingat ketika mereka berjalan-jalan di padang rumput, ingat malam-malam tenang yang mereka nikmati di depan perapian, ingat ketika Marta membantunya mengisi karung-karung pasir.

Ketika itulah dia menyadari apa yang sebenarnya selama berbulan-bulan telah diketahuinya.
"Tidak, Marta. Engkau-lah yang kuinginkan." Edward merengkuh gadis itu ke dalam pelukannya dan mengecupnya dengan cinta yang tiba-tiba membuncah di dalam dadanya.
Keluarga mereka berkerumun mengelilingi mereka dan berseru-seru, "Kami datang untuk menghadiri pernikahan kalian!"

(LeAnn Thieman, Chicken Soup for the Couple's Soul)

Posted by .:: me ::. at 6:47 AM 0 comments

Friday, September 01, 2006

Story Of Love & Madness

Pada masa dulu, sebelum dunia diciptakan seperti yang kita kenal sekarang, dan manusia belum lagi menginjakkan kakinya di sana, semua sifat kebaikan dan kejahatan berkeliaran tak tentu arah dan merasa bosan, tak tahu apa yang hendak dilakukan.

Suatu hari, mereka berkumpul dan merasa lebih bosan lagi daripada sebelumnya, sampai ketika Kecerdikan mengemukakan usul :"Mari kita bermain petak umpet."
Mereka semua menyukai ide tsb, dan secara tiba2 Madness/Kegilaan berteriak: "Aku ingin menghitung, biar aku saja yang menghitung!"
Dan karena tidak ada yang cukup gila untuk ingin mencari kegilaan, semua yang lain setuju saja.
Kegilaan segera bersandar kepohon dan mulai menghitung, "Satu, dua, tiga..."
Sementara Kegilaan menghitung, semua sifat kebaikan dan kejahatan tsb bersembunyi.
Kelembutan menggantung dirinya di ujung bulan,

Pengkhianatan bersembunyi di tumpukan sampah.
Kasih sayang bergulung di antara awan, dan Nafsu Kegairahan pergi ke tengah2 bumi.
Kebohongan berkata akan bersembunyi di bawah batu, tapi ternyata justru bersembunyi di dasar danau.
Sementara itu, Ketamakan masuk ke dalam kantung yang kemudian ternyata dirobeknya karena kantung itu dirasanya tidak nyaman.
Dan Kegilaan masih terus menghitung, "Tujuh puluh sembilan, delapan puluh, delapan puluh satu..."

Ketika itu, semua sifat tsb telah bersembunyi --- kecuali Cinta.

Seperti Keragu-raguan, demikianlah cinta, dia tak bisa memutuskan kemana harus bersembunyi.
Dan ini tentu tidak mengejutkan karena kita semua tahu betapa sulitnya menyembunyikan cinta.

Pada saat Kegilaan sampai pada hitungan ke-99, Cinta segera melompat bersembunyi ke kebun bunga Mawar.
Dan dengan bersemangat Kegilaan berbalik dan berteriak, "Bersiaplah, ini aku datang! Akan kutemukan kalian semua"

Kemalasan adalah yang pertama ditemukan, karena dia bahkan tidak punya energi untuk mencoba bersembunyi, disusul oleh Keragu-raguan, yang masih mondar-mandir karena tak tahu ke mana harus sembunyi.
Kemudian, secara hampir beruntun Kegilaan segera menemukan Kelembutan di ujung bulan,
Kebohongan didasar danau dan Gairah di tengah2 bumi.
Satu persatu Kegilaan menemukan mereka semua, kecuali lagi2 Cinta.
Kegilaan mulai menjadi semakin gila, karena putus asa untuk menemukan Cinta.

Tapi Kecemburuan yang iri pada Cinta yang belum juga ditemukan, berbisik pada Kegilaan, "Kau hanya perlu mencari Cinta, dan dia bersembunyi di semak bunga Mawar."

Kegilaan mengambil garpu taman dan menusuk2annya serampangan kearah semak Mawar.
Dia terus menusuk2 sampai terdengar suara tangis memilukan yang membuatnya berhenti.
Cinta keluar dari persembunyiannya sambil menutup mukanya dengan tangan.
Di antara jari2nya mengalir darah segar yang ternyata berasal dari kedua belah matanya.

Kegilaan yang terlalu bersemangat untuk menemukan Cinta, tanpa sengaja telah melukai Cinta. "Apa yang telah kulakukan!" teriaknya menyesal.

"Aku telah membuatmu buta! Bagaimana aku harus memperbaikinya?"

Cinta menjawab, "Kau tak mungkin memperbaikinya. Tapi kalau kamu bersedia melakukan sesuatu untukku, kamu bisa menjadi penuntunku."

Dan semenjak itulah, Cinta itu buta namun dia bisa melihat dalam kegelapan, karena dia selalu didampingi oleh Kegilaan.

Posted by .:: me ::. at 7:16 AM 0 comments

Google